Sekat Hidung Bayi Lepas,RSUD Kajen Bantah Lakukan Malpraktik
KAJEN -
Sekat hidung bayi berusia enam bulan bernama Adiyatma Sekan Altaya, Putra pertama pasangan Ubaidilah (23) dan Karimah (18), warga Madukaran
RT 1 RW 3 Kelurahan Kedungwuni Barat, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten
Pekalongan hilang usai dirawat di RSUD Kajen, sehingga bayi tersebut
mengalami cacat pada bagian hidungnya. Keluarga mengira hal tersebut terjadi lantaran menjadi korban malpraktik namun pihak manajemen RSUD Kajen, Kabupaten
Pekalongan membantah.
"Hal itu terjadi akibat risiko medis atau komplikasi medis yang
ditimbulkan dari pemasangan suatu alat. Jadi untuk pemasangan sipet
sendiri bertujuan untuk life saving atau penyelamatan bayi. Kondisi saat
itu bayi berumur 32 minggu (prematur), dengan berat badan kurang dari
1.500. Kalau tidak dipasang sipet kemungkinan bisa meninggal. Salah satu
tujuan penyelamatan bayi dengan pemasangan sipet," ungkap Bagian Pelayanan Medik
RSUD Kajen, dr Imam Prasetyo, dalam keterangan pers, Jumat (13/10).
Menurutnya, Penangangan medisnya sudah sesuai dengan SOP,secara teoritis, sekitar dua persen pasien bisa mengalami erosi atau
hilangnya setum hidung akibat pemasangan sipet terlalu lama. Menurutnya,
cacat itu bisa direkonstruksi atau dipulihkan dengan bedah plastik.
"Jika sipet dilepas,
bayi bisa meninggal. Kondisi sipet bayi juga dikontrol setiap hari. Baru
pada hari ke15, ada tanda-tanda perlukaan. Pemasangan sipet sekitar 25
hari. Kita sudah beri tindakan salep dan perawatannya. Bukan tidak
diketahui. Ada erosi, kita sudah melakukan perawatan. Sipet dilepas atau
tidak, dari dokter anaknya. Yang utama adalah penyelamatan nyawanya,
karena bayi saat itu berisiko tinggi. Dan Alhamdulillah sekarang bayi
selamat dan sehat. Memang ada cacat, namun tidak menganggu fungsi
pernafasannya. Secara fungsi tidak apa-apa, secara kosmetik saja. Jika
dipirsani kurang sae," terang dia.
Dijelaskan, pihak rumah
sakit tidak melepas begitu saja pasien tersebut. Rumah sakit beritikad
baik dengan siap mendampingi pasien untuk dirujuk ke RS Karyadi agar
dilakukan pemulihan atau direkonstruksi setum hidungnya.
"Hari ini
rencananya ada pertemuan dengan pihak keluarga. Rencananya jam 09.00 WIB
tadi, tapi dari pihak keluarga pasien tidak hadir. Kami ingin ini
diselesaikan secara kekeluargaan. Jika sudah sepakat, kami siap
mendampingi di RS Karyadi. Jika di sana siap, operasi sehari selesai,"
imbuhnya.
Post a Comment